Sunday, September 8, 2013

pengharapan kepada seseorang

Dulu, di setiap pagiku selalu ada satu pesan masuk yang terpampang di telepon selulerku. Mengucapkan selamat pagi untukku. Sebuah senyuman yang tertulis dalam pesanmu, serta kecupan yang kau tulis didalam pesanmu itu, selalu berhasil membuatku tersenyum sendiri dipagi hari didalam kesendirianku di ruanganku. Kau menjadi semangatku, pacuan tuk menjalani hidupku. Dulu… terucapkan sebuah janji diantara kita. Hanya kita berdua yang tahu, kau tahu? Sampai saat ini aku tetap memegang erat janji itu. Entah mengapa aku tak ddapat melupakanmu. Seakan terseret ombak, diriku tak dapat mengelak dari derasnya cinta dan kasih sayangku kepadamu. Tak mampu aku tuk berpaling darimu, walau kini kau tak denganku lagi.
Teringat saat kita duduk berdua, saling memandang namun tak bersuara. Seakan mata dan bahasa tubuh lah yang memberitahu diantara kita berdua. Saat itu, seakan waktu pun terhenti. Memandangmu kurasakan terbang diantara bintang-bintang. Sampai akhirnya aku pun memberanikan diri untuk meraih jemarimu yang lentik. Memandangmu sudah membuatku gugup tuk berbicara. Memegang tanganmu, sudah membuat tubuhku dibasahi oleh peluhku. Detaknya jantung pun mulai kurasa semakin cepat dan semakin cepat.
Tahukah kamu, wahai perempuan yang telah berhasil membuat luluh hatiku yang tak pernah tersentuh sebelumnya. Kau membuat pandanganku menjadi melayang. Kau selalu tahu cara untuk membuatku tersenyum. Hingga ku jaatuhkan hatiku kepada hatimu, berharap kudapat menemukan isi hatiku yang kosong. Mungkin terlalu serius aku menanggapinya, aau mungkin karena kau adalah cinta yang takkan pernah kulupa? Atau mungkin aku sudah dibutakan oleh ciinitaku kepadamu? Aku tak pernah mempermasalahkan hal tersebut, hingga aku bermimpi.
Mimpi yang cukup berani menurutku, aku bermimpi bahwa kaulah tulang rusukku, ku bermimpi kaau akan menjadi pendamping hidupku kelak. Ku bermimpi kau akan menjadi seorang ibu untuk anak-anak kita kelak. Cukup gila bukan? Namun aku tak memperdulikan tentang tanggapan orang lain. Yang ku pedulikan hanya bagaimana aku bias membuat semua mimpiku itu menjadi kenyataan.
Aku tahu, kamu mungkin lebih pantas dengan orang yang  lebih baik daripada aku. Namun apakah salah bila aku bermimpi? Bukankah tak ada larangan untuk bermimpi? Bukankah cinta itu anugerah dari Sang Pencipta? Kenapa aku tak diberi kesempatan untuk menjagamu sepenuh jiwaku? Walau hanya sekali seumur hidupku, untuk selamanya.
Saat kamu pergi, saat kamu perpaling dari hadapanku, saat kamu melangkah pergi dariku, dan saat kamu pergi keluar dari pintu gerbang hatiku. Kamu tak melihatku menitikkan airmataku, kau tak melihatku menggenggm erat liontin yang setengahnya telah kuberikan untukmu, kamu tak melihatku tertunduk diam, tak kuasa melepas kepergianmu dari sisiku. Tak pernah kau melihatku menangisimu, menangisi perpisahan kita. Ingin aku mengejarmu, mendekapmu, lalu berkata agar kau jangan pergi. Namun aku tak kuasa, ku tahu kau tak mungkin lagi kembali kepadaku lagi. Ku mengerti keadaan kita sekarang. Namun aku tak dapat menerimanya, aku tak dapat terima akan keadaan yang memisahkan kita.
Aku selalu berharap, agar suatu saat nanti kau dapat kembali kepadaku, mendekapku, dan selalu mencurahkan kasih sayangmu kepadaku. Untuk hari ini, esok, dan selamanya.
Namun, apakah kau dapat merasakannya? Sebuah perasaan yang mungkin takkan ada yang dapat menandinginya. Kalaupun suatu hari nanti, kau menemukan seseorang yang mampu menyayangi lebih tulus daripada aku, maka sayangilah dia, dan aku disini akan menunggumu untuk kau sadar, bahwa aku disini, aku tak pernah pergi, selalu menantimu. Sebagai orang yang selalu menyayangimu walau tak mampu meraihmu.
Mungkin, jika ku tuangkan semua perasaanku kepadamu, jutaan kata pun tak dapat mewakili perasaanku, jika kau tahu, dalam sakit aku menunggumu, dalam sedih ku menantikan kau menghapuskan semua kesedihanku, dalam gelap ku menantikan kau dating membawakaan cahaya cinta kepadaku. Tahukah kamu, kurela jika kamu lebih memilih dia daripada aku. Mungkin aku tak cukup baik untukmu, atau aku tak pantas tuk duduk bersandingan bersamamu, mungkin aku juga tak dapat mengimbangimu. Ratusan, bahkan jutaan susunan kata pun tak dapat mengerti apa yang kurasakan. Aku sakit karenamu, aku menangis karenamu, aku hanya memikirkanmu. Aku pun sudah tak dapat membuka hati untuk perempuan lain.
Kau tahu, aku tak pernah berhenti memikirkan dirimu, kini ku tahu kaamu telah semakin menjauh dariku, namun aku tak melangkah sejengkal pun dari tempat kau tinggalkan aku dan separuh hatiku ini. Aku tak pernah berpikir untuk menjauh dan pergi untuk melupakan segala kenangan indah diantara kita berdua. Aku terkang teringat akan semua rencana kita, rencan untuk menonton film berdua, berolahraga bersama. Ingatkah kau akan semua rencana yang dulu kita telah susun? Kurasa kini tak mungkin lag untuk kita mewujudkan itu semua. Aku sadar itu, kau bukanlah milikku lagi, namun salahkah aku bila aku masih menyayangimu? Salahkah aku bila aku mengharapkanmu kembali? Terkadang aku berdo’a kepada Tuhan agar dapat kembali bersamamu. Seperrti dulu lagi.
Kamu tahu ‘kan? Bagaimana aku jatuh bangun tuk mendapatkanmu? Kau pun tahu bagaimana aku menyayangimu. Namun tahukah kamu bahwa aku sakit karena menyayangimu? Namun aku tetap bertahan. Aku tahu ini hanya sementara, karena kebahagiaan sesungguhnya akan dating ppada saatnya nanti. Aku percaya itu, aku percaya bahwa kebahagiaan itu ada.
Dan saat kebahagiaan itu datang, maka akan ku sambut ia dengan selayak-layaknya. Kebahagiaanku hanyalah kamu. Entah bagaimana aku harus mengehntikan jemariku untuk menullis ini semua. Mungkin karena banyaknya hal yang ingin ku sampaikan dari lubuk hatiku.

Tuhan, mungkin hanya Engkau dan hamba-Mu ini lah yang tahu, bahwa aku menyayangi dia setulus hatiku. Terkadang hati kecilku menangis dihadapanmu, saat aku berdiri disampingmu, namun biarpun hatiku menjerit, hatimu tak akan pernah mendengarnya. Pekalah, karena apa yang kau caari selama ini ada didekatmu. Sangat dekat, hingga kau pun dapat melihat lengkungan bibirnya saat ia tersenyum. Dia adalah aku, aku yang selalu tersenyum saat lubuk hatiku menangis, menangisimu, aku yang tersenyum karena aku masih bias melihat anggunnya dirimu dari dekat.

Sunday, May 12, 2013

4 sekawan -_-


Aku punya 3 orang temen, masing-masing punya kebiasaannya sendiri, ada yang ngomongin cerita yang gak benernya, dia namanya Adhit. Ada yang gatau mau cerita apa jadi dia hanya ketawa ketiwi aja mendengar cerita dari yang  lainnya, namanya Iqbal. Ya walaupun kalau ditanya tentang IT, dia mungkin udah cukup ahli sih. Ada yang selalu ngomongin hal yang gak jelas, hingga akhirnya berujung  pada minta software, yang ini namanya Berna. Kalo aku, orangnya simple, kalo cerita ga banyak-banyak, tapi paling ganteng diantara mereka. Bukannya sombong, Cuma diantara kami berempat akulah yang sering dikeal oleh siswa perempuan di sekolah.

Kami sering berkumpul disalah satu kediaman dari kami berempat, walaupun paling sering berkumpul dikediamananku. Siang itu, sepulang sekolah kami berkumpul dirumahku. Hanya, kadang karena bosan dirummahku tidak ada hal yang menarik, terkadang kam berkummpul dirumah Iqbal. Cukup dengan sepeda balap kami, kami pun menggerus aspal jalanan yang panas. Kecuali Berna, dia satu-satunya diantara kami yang memakai sepeda motor.

Setiap kami bertemu, mungkin bisa dibilang setiap hari kami bertemu, padahal bila diperhatikan, setiap kami selesai berkumpul, pacar-pacar kami akan marah karena dicuekin atau ditinggalin. Dan itulah yang membuat kami terus berkumpul setiap hari, untuk bergalau bersama. Dan yang paliing lama menggalau adalah aku. Bukannya kenapa ya, hal ini dikarenakan pacarku yang terlalu sayang terhadapku, sehingga dia begitu khawatir aku berpaling darinya.

Jika sudah asyik berkumpul, terkadang kami beradu skill dalam mengutak atik sikulit bundar di game konsol. Tentu saja kami merental, karena diantara kami berempat tidak ada yang memiliki konsol game tersebut. Namun, kini dua orang dari kami telah memlikinya dalam laptop mereka. Yaitu, Iqbal dan Berna. Bagaimana dengan nasibku dan Adhit? Ya kami hanya meminjam kepada mereka berdua saja.

Oke, terlepas dari itu, kami selalu melakukan kegiatan yang sama setiap hari, hanya itu, itu dan itu saja yang kami lakukan, anehnya kami tak pernah merasa bosan atau jenuh sama sekali. Walaupun selalu sama, namun banyak insiden insiden yang terjadi, dari satu orang ke orang yang lain. Seperti bermain ular tangga, hanya menunggu giliran untuk jatuh saja.

Suatu hari, aku, Adhit, daan Iqbal menuju rumah Berna, saat itu jam tanganku menunjukkan jam 10.30 WIB. Sesampainya kami dirumah Berna, ternyata Berna masih nyenyak dalam tidurnya. Seperti pembawa bencana, seketika itu juga kamar Berna pun luluh lantah. Kerusuhan terjadi ketika kami datang. Ayahnya yang waktu itu ada dirumah, menyuruh kami untuk membangunkannya.

Lebih mirip disebut saudara, karena kami hampir setiap hari selalu bersama. Bahkan setiap kali bertemu, tanpa perlu banyak perbincangan kami langsung menuju tempat perentalan game. Tak ingin menunggu, dengan gokilnya, aku membawa joystick milik aku sendiri. Bahkan penjaga rentalnya pun sudah akrab karena kami selalu bermain disana.

Karena kami telah menjalani Ujian Nasional, maka tiap kami pulang sekolah kami pun langsung menuju tempat perentalan game tersebut dengan keadaan masih mengenakan seragam. Saat itu kami sudah merasa seperti burung yang lepas dari sangkarnya.

Monday, January 7, 2013

impian


Semua orang pasti memiliki impian, namun juga pasti mmemiliki masa lalu. Kedua hal ini serinng kali menjadi suatu hal yang sudah berpasangan. Seperti sebuah pensil dan penghapusnya, terkadang kita sering melakukan kesalahan di masa lalu, namun kita pun tak lepas dari keinnginan untuk memiliki impian setinggi langit.
Semua orang berhak mendapatkan apa yang mereka inginkan jika mereka berusaha, dan semua orang wajib berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Karena hari ini haruslah lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini.
Mungkin agak susah untuk melakukan suatu hal yang besar, namun kita dapat memulainya dari hal kecil. Mungkin kalian pernah terpikir dalam benak kalian seperti ini “dia itu bukan apa-apa dibandingkan saya.” atau “dia ya dia, saya ya saya, tidak peduli dengannya.” Dan mungkin juga “abaikan saja, dia itu hanya pengganggu saja.” Namun semua itu sirna ketika anda dipermalukan dunia.
Semua yang kita miliki didunia ini hanyalah sementara, jangan terlalu meratapi kepergian yang mungkin belum bias terima. Bangkitlah sobat, itu adalah sebagian dari masa lalu yang akan menjadi sebuah kisah hidup yang indah di akhir cerita kelak.
Mungkin jika di masa kini, kita belum bias merasakan dampaknya secara nyata, namun kita akan menikmati buah-buah dari jerih payah kita di masa  yang akan dating, dimana kita telah memiliki anak cucu, maka kita dapat menceritakan semua pengalaman kita kepada calon penerus bangsa tersebut, tidak terkecuali kita yang saat ini adalah tunas-tunas bangsa.
Yakinlah sobat, bahwa kita adalah yang  terbaik, tak peduli darimana kita berasal, tak peduli dari keluarga yang bagaimana kita terlahir, dan tidak peduli bagaimana status social kita. Lihatlah kedepan sobat, kejarlah semua impianmu, jadilah yang terbaik dari yang terbaik.
Banggalah, jika kau telah menggapai semua cita dan impianmu sobat.
Namun, kebahagian itu tidak luput atas restu kedua orang tua kita, guru-guru kita, Tuhan yang maha esa, dan juga dukungan serta bantuan dari sahabat-sahabat kita selama kita mengejar impian.
Sekarang jangan sebut bersekolah itu sebagai kewajiban, namun sebutlah sekolah itu sebagai kebutuhan, kebutuhan untuk mencapai impian yang kita mau. Untuk menggapai cita dan angan kita.
Percayalah, kita pasti bisa. Hantam semua hadangan yang ada dihadapanmu. Jangan pernah takut untuk maju. Jangan pernah hidupp sebagai pecundang  yang hanya dapat  bersembunyi dibalik kebohongan dan hanya dapat mempermalukan dirinya sendiri.
Sadarlah, kita adalah salah satu  dari ribuan, bahkan jutaan atau milyaran para penerus generasi dari seluruh dunia. Kita tidak tahu bagaimana kelanjutan dari kisah hidup kita selanjutnya. Kita hanya dapat berusaha, belajar, dan pantang menyerah.
Jangan takut sobat, semua itu adalah sebuah proses menuju keberhasilan yang  manis di masa yang akan dating.

Sunday, December 30, 2012

6 cara move on dari mantan

Pasti kalian pernah merasakan galau sesaat setelah berpisah dengan pacar atau kekasih kalian. Bagaimana sih caranya melupakan mantan yang baru saja putus atau berpisah. nah disini saya akan berbagi tentang cara mengatasi kegalauan tersebut
1. langkah pertama, pastikan anda sudah benar benar yakin ingin melupakan dia, karena apabila tidak, maka akan menyesal dikemudian harinya, dan menambah panjang daftar kegalauan anda.
2. langkah kedua, jauhkan benda atau foto dari si dia yang maih anda simpan, karena hal ini dapat mengganggu kelancaran move on anda, namun jika tidak bisa cobalah untuk tidak terlalu memperhatikan barang tersebut. Hal ini menandakan agar anda dapat melepaskan diri dari bayang-bayang si dia.
3. langkah ketiga, coba untuk menghapus nomor ponselnya dari ponsel anda, dan jangan sering untuk melakukan kontak dengannya baik seccara langsung ataupun hanya via ponsel, karena hal itu sangat menghambat anda dalam menjalankan misi anda untuk move on dari si dia.
4. langkah keempat, mencoba untuk menjauh dari dia, secara tiak langsung anda akan merasakan hati anda akan sakit untuk beberapa waktu dikarenakan tidak sesuai keinginan anda, namun agar tidak terlalu sakit, anda sebaiknya mencari teman untuk diajak berbagi dan menceritakan keluh kesah perihal apa yang hati anda sedang rasakan.
5. langkah kelima, mencoba untuk mencari penggantinya, entah itu sebagai teman curhat, teman dekat, teman tapi mesra, atau bahkan sebagai pacar/kekasih baru. hal ini dapat  dilakukan jika anda sudah merelakan kenangan anda dengan mantan anda, jika tidak maka pacar baru anda pun akan merasa tidak nyaman dengan anda karena masih terbayang-bayang dengan mantan anda, dan menganggap bahwa dia hanya sebagai pelarian anda semata.
6. langkah enam, ini cara yang cukup ekstrim karena membutuhkan kaberanian seperti kesatria sejati yang dapat melakukannya. yaitu dengan cara membuat diri anda amnessia. just kidding okay